Taudihul Adillah

Kumpulan fatwa Muallim Syafi'i Hadzami

PERTANYAAN 1

Siapa yang memberi nama Tuhan yang Maha Esa?
Dan beragama apa?
Siapa yang memberi nama Adam?
dan atas perkawinan Adan dan Hawa itu siapa walinya?

JAWABAN 1
      
     Allah SWT. adalah tuhan seru sekalian alam. Salah satu daripada sifat-sifat yang wajib bagi-Nya adalah Esa. Dengan pengertian tidak berbilang dzat-Nya, sifat-Nya dan af'al-Nya. Esa atau  asa artinya satu. Dzat Allah satu, dengan pengertian tidak tersusun dari beberapa suku dan tidak berbanding.
     Mataharipun satu, tetapi tersusun dari beberapa suku dan tidak mustahil berbanding. Oleh karena stu itu ada kelainan makna, maka untuk Allah SWT, dikatakan maha satu. Maha Esa, artinya amat satu, dengan pengertian tersebut. yang mengatakan ini adalah Allah SWT sendiri, dalam kitab suci Al. Qur'an, pda suratul Baaqarah ayat 163:
ََوَإِلهُمُكُمْ إِلهٌ وَ اِحٌد. سورة البقرة، آية 163
Artinya: Dan Tuhan kamu itu, Tuhan yang Maha Esa.
     Demikian pula pada suratunnisa ayat 171:
إِنَّمَا الله إِلهٌ وَاِحدٌ  سورة النساء ، آية : 171
Artinya: Hanyasanya Allah itu Tuhan yang Maha Esa.
     Tersebut pula dalam Suratul Maidah ayat 73:
وَمَا مِنْ إلَه إِلا إِلهٌ وَاِحدٌ. سورة المائدة آية: 73
Artinya: Tidak ada Tuhan yang sebenarnya, kecuali Tuhan yang Maha Esa.

Dan masih berpuluh-puluh ayat lagi, yang semakna dengan ayat-ayat ini. para pendengar sekalian. adapun mengenai beragama apa, yang menamakan Tuhan yang Maha Esa ini maka kami jawab bahwa yang menamakan ini: tidak beragama. karena agama itu adalah peraturan-peraturan dan undang-undang Allah swt tidak terikat oleh suatu undang-undang dan peraturan. oleh karenanya Allah tidak beragama.
      Mengenai siapa yang memberikan nama kepada Nabi Adam as. adalah yang menjadikan Adam sendiri, yaitu Allah swt. Didalam kitab suci al-Qu'an pada suratul Baqarah ayat 31, sebagai berikut:
.  وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا. البقرة: 31
Artinya: Dan Allah ajarkan kepada Adam segala nama
      Dalam hal ini tentu termasuk nama Adam sendiri>
Mengenai siapa yang menjadi wali atas perkawinan Sayyidina Adam as. dengan siti Hawwa adalah Allah sendiri. Untuk ini kami ajak kepada para pendengar sekalian terutama sdr penanya ialah sdr. mochlis untuk mengikuti ibarat kitab Assab'iyyat fi Mawa'idzil Bariyyat karangan Abi Nashr Muhammad Abdurrahman Al Hamadzany pada Hamsy-nya Almajalisussaniyyah halaman 111-112 sebagai berikut:

فَنَادَاهَا آدَمُ مَنْ أَنْتِ وَلِمَنْ أَنْتِ فَقَالَتْ حَوَّاءُ: خَلَقَنِىَ اللهُ  تَعَالَى لأَجْلِكَ فَقَالَ ائْتِيْنِى قَالَتْ بَلْ أَنْتَ فَقَامَ آدَمُ وَهَبَ إِلَيْهَا فَمِنْ ذَلِكَ الْوَقْتِ جَرَتِ الْعَادَةُ بِذَهَابِ الرَّجُلِ إِلَى الْمَرْأَةِ فَلَمَّا قَرُبَ مِنْهَا وَأَرَادَ أَنْ يَمُدَّ يَدَهُ إِلَيْهَا سَمِعَ النِّدَاءَ يَا آدَمُ أَمْسِكْ فَإِنَّ صُحْبَتَكَ مَعَ حَوَّاءَ لاَ تَحِلُّ إِلاّ بِالصَّداَقَةِ وَالنِّكَاحِ ثُمَّ أَمَرَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى سُكَّانَ الْجَنَّةِ بِأَنْ يُزَيِّنُوْهَا وَيُزَخْرِفُوْهَا وَيُحْضِرُوْهَا مَوَائِدَ النِّثَارِ وَأَطْبَاقَهَا ثُمَّ أَمَرَ مَلاَئِكَةَ السَّمَوَاتِ بِأَنْ يَجْتَمِعُوْا تَحْتَ شَجَرَةِ طُوْبَى فَاجْتَمَعُوْا ثُمَّ أَثْنَى اللهُ بِنَفْسِهِ عَلَى نَفْسِهِ وَزَوَّجَهَا آدَمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اَلْحَمْدُ ثَنَائِى وَالْعَظَمَةُ إِزَارِىْ وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَائِى وَالْخَلْقُ كُلُّهُمْ عِبَادِىْ وَإِمَائِىْ أُشْهِدُ مَلاَئِكَتِى وَسُكَّانَ سَموَاتِى زَوَّجْتُ حَوَّاءَ بِآدَمَ بَدِيْعِ فِطْرَتِىْ. اهـ

Setelah Allah  swt. Menjadikan hawwa dari tulang  rusuk Adam yang sebelah kiri, maka di serunyalah Hawwa dengan katanya: Siapa engkau! Dan untuk siapa engkau? Maka menjawablah Hawwa: aku di jadikan Allah untuk keperluan engkau. Maka kata Adam Marilah datang kepadaku maka jawat Hawwa: Engkaulah yang datang kesini! Lalu berdirilah Adam, datang menghampiri Hawwa. Sejak  mulai itulah berlaku adat laki-laki mendatangi wanita, artinya gayung maranin tempaian kata orang Jakarta. Tetapi sekarang ini rupa-rupanya sudah biasa juga, tempaian maranin gayung.
            Maka tatkala sudah mendekat Adam kepada Hawwa, dan berkehendak Adam memanjangkan tangannya kepada Hawwa, di dengarnya suatu seruan: “Hai Adam. Tahan dulu! Sesungguhnya pergaulanmu dengan Hawwa itu belum halal, kecuali dengan mas kawin dan nikah syah dan di perintahkan Allah lah penduduk sorga untuk menghiasi dan memajangnya dan menghadirkan segala macam hidangan dan talamnya, lalu di perintahkanlah para malaikat untuk berkumpul di bawah pohon kayu tuba, yang setelah berkumpul mereka itu memujilah Allah dengan dirinya dan di nikahkanlah Adam as. Oleh Allah maka berfirman Allah swt.
            Alhamdu, itulah pujiku, kebesaran itulah kain-kain-ku, kesombongan itulah selendang-ku dan makhluq semua adalah hamba-hamba-ku. Aku persaksikan kepada para Malaikat-ku dan penduduk langit-ku, aku telah kawinkan Hawwa dengan Adam makhluq buatan-ku yang baru.
            Demikianlah para pendengar menurut kitab Assab’iyyat fi Mawa’idzil bariyyat. Wallahu’alamu bisshawab.

Pertanyaan   2:
            Apakah benar Nabi Isa as telah wafat dengan jasadnya di kubur seperti Nabi-nabi lainnya?

Jawaban  2:

            Dari zaman Nabi Muhammad saw. Sampai waktu ini, orang-orang Islam berkata dan beri’tiqad bahwa Nabi Isa as, Hidup di langit dan akan turun. Menurut Al Qur’an, Al Hadits dan tarikh, kita telah sama-sama mengakui bahwa Nabiyallah Isa as itu dulunya ada hidup. Sebenarnya dengan asal ini saja sudah cukup buat dalil kita atas hidupnya Nabiyallah Isa as. Kalau sekarang kita cari di seluruh dunia bahwa Nabiyallah Isa tidak ada, itu tidak boleh di jadikan alasan untuk mengatakan beliau sudah wafat.
            Untuk menetapkan ‘aqidah, wajib dengan keterangan  dan bukan dengan dengan perasaan. Perhatikan firman Allah swt. Dalam suratunnisa ayat 157 sebagai berikut:

وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (سورة النساء، آية:158)

Artinya: Mereka (kaum yahudi) itu tak dapat membunuh dia, (Isa as) dan tak dapat menyalib dia, akan tetapi disamakan atas mereka (yakni mereka hendak membunuh Isa. Tetapi terbunuh seorang lain yang serupa Nabi Isa as.) dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang itu, adalah di dalam keraguan, mereka tidak berpengetahuan tentang itu, kecuali dengan turut sangkaan saja. Mereka tidak membunuhnya dengan yakin, tetapi Allah telah angkat dia kepada-Nya; dan adalah Allah itu Maha Gagah dan bijaksana.

Kata-kata rafa’a atau  mengangkat pada ayat tersebut dengan memperhatikan lanjutannya adalah berarti angkatan badan, bukan angkatan ruh atau darojah, karena Nabi Isa as. Ketika itu mau di bunuh dan di salib oleh musuhnya, sepantasnya beliau di lakukan dari sana dengan di angkat dari tempat yang  musuhnya tidak bias sampai dan tidak tepat kalau di berikan penghormatan.
Selanjutnya firman Allah swt. dalam surat Ali Imran ayat 55.

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ (54) إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا.... الآية (سورة آل عمران آية: 54-55)

Artinya : Mereka (kaum Yahudi) berdaya upaya hendak membunuh Isa dan Allah balas tipu daya mereka; dan Allah itu sebaik-baiknya pembalas. Ingatlah tatkala Allah bertanya : Ya Isa, aku ambil engkau dan aku angkat engkau kepadaku dan aku bersihkan dikau daripada gangguan orang-orang yang kafir itu.

             Ayat ini dengan terang menunjukan, bahwa kaum Yahudi, berdaya upaya hendak membunuh Nabi Isa. Maka apakah kiranya tepat, kalu di artikan: bahwa Allah swt. akan menyelamatkan Nabi Isa dari pada terkena bunuh oleh musuhnya, dengan mematikannya, sudah barang tentu tida!
             Adapun hadits yang berkenaan dengan ini, adalah sebagaimana di riwayatkan dari Hasyim bin Hassan dari Muhammad dari Abi Hurairah ra, bersabda Rasulullah saw.

كَيْفَ بِكُمْ إِذَا نَزَلَ بنُ مَرْيَمَ مِنَ السَّمَاءِ فِيْكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ.
Artinya : Bagaimanakah nanti keadaan kamu apabila turun Nabi Isa anak Maryam dari langit kepadamu sedang imam kamu dari antara kamu sendiri (HR. Al Baihaqi)

             Hadits ini dengan terang menyebut, bahwa Nabiyallah Isa as, akan turun dari langit dengan mempergunakan kata-kata minas-sama’. Adapun diriwayatkan  dari Abi Hurairah ra. Dimana bersabda Rasulullah saw :

وَالَّذِىْ نَفْسِى بِيَدِهِ لَيُوْشكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُم ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً فَيُكْسِرُ الصَّلِيْبَ.

Artinya: Demi tuhan yang diriku  berada pada kekuasaan-Nya, sesungguhnya hamper turun (Isa) anak Maryam di antara kamu sebagai hakim yang adil, lalu ia yang akan menghancurkan salib.
             Kami kira jelas, yang akan turun dari langit itu tentu bukan mayyit, tetapi orang yang hidup betul-betul. Kami tambah pula bahwa Suratun-Nisa ayat 157 sebagai berikut:

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ. (سورة النساء آية: 159)

Artinya : Tidak seorangpun dari ahli kitab kecuali tentu akan beriman kepadanya sebelum matinya.
قَبْلَ مَوْتِ عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ.
Artinya : Sebelum matinya Isa anak Maryam.

Begitulah dalam tafsir Ibnu Katsir, Fathul Bari, tafsir ayat ini menurut Ibnu Abbas: Telah berkata Imam Malik:

وَذَلِكَ عِنْدَ نُزُوْلِ عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ. لاَ يَبْقَى أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ آمَنَ بِهِ.
Artinya : Yang demikian itu adalah seketika turunnya Isa. Tidak lah ketinggalan seorangpun daripada ahli kitab melainkan akan beriman kepada Isa. Kata al Hasan (mengenai tafsir ayat tersebut)

قَبْلَ مَوْتِ عِيْسَى. وَاللهِ إِنَّهُ لَحَيٌّ إِلَى اْلآنَ وَلَكِنْ إِذَا نَزَلَ آمَنُوْا بِهِ أَجْمَعُوْنَ.
Artinya : Sebelum matinya Isa. Demi Allah, sebenarnya Isa itu masih hidup sampai sekarang di sisi Allah, tetapi apabila ia turun mereka sekalian akan beriman kepadanya.

            Berkata Al Hasan pula:
إِنََّ اللهَ رَفَعَ عِيْسَى وَهُوَ بَاعِثُهُ قَبْلَ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ
Artinya : Sesungguhnya Allah telah angkat Isa dan Ia akan kirim dia sebelum hari Qiamat.

Demikian jawaban kami tentang masih hidupnya Isa as.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar